“’Dan alangkah menyenangkan punya sahabat. (mungkin). Karena saya sendiri tidak punya sahabat, dan hanya bisa bermimpi untuk punya sahabat, suatu saat.’
Adalah status terakhir Excel di accountnya”, cerita OL
“hanya itu? Tak ada yang lain?”, tanya WiFi
OL hanya bisa menggelengkan kepala. “terus terang kami bukan teman akrab. Meskipun kami dulu belajar di sekolah yang sama, dan bahkan pernah satu kelas saat kelas tiga sma. Tapi di kelas, Excel termasuk anak yang cerdas dan aktif. Selalu terlihat tenang, dan murah senyum,” tutur OL yang sesaat kemudian menarik napas dalam - dalam dan menghembuskan dengan tiba - tiba, seolah ingin melepaskan beban yang menumpuk di bahunya, seperti halnya bakteri yang lama menggumpal di hatinya. Terlihat sebenarnya dia tahu sesuatu tapi tak mampu mengungkapkan. Matanya menerawang jauh ke depan, ke jalan kosong didepan sekolah kami.
No comments:
Post a Comment